SEKOLAH
Sekarang pemerintah Indonesia,
mengadakan wajib belajar 12 tahun, berarti SD, SMP, SMU. Walau ada PAUD, TK itu tidak diwajibkan, jadi
boleh dilakukan dan tidak dilakukan tidak apa-apa. Zaman dulu sekolah dianggap
tidak penting. Lalu sejalan perkembangan zaman, pikiran itu mulai berubah,
sekolah cukup sampai SD yang penting bisa baca, tulis. Lalu zamanpun bergerak
maju, harus sampai SMU atau perguruan tinggi sehingga anak bisa keluar negeri.
Apalagi zaman dulu wanita tidak perlu sekolah, karena nanti akhirnya ke dapur.
Jadi zaman dulu yang sekolah hanya laki-laki. Maka ada RA Kartini yang menulis
buku “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Yang intinya wanita juga perlu sekolah.
Karena wanita mendidik anak, sehingga anak bisalah cerdas. Menjadi wanita tetap
bisa berkarier, bisa kerja kantoran atau wirausaha dirumah. Dulu saya bekerja,
tapi karena sering pulag malam saya berhenti. Kebetulan suami PNS, inginnya
dia, ketika dia pulang, saya ada dirumah, akhirnya saya putuskan buka toko
oline dan menulis, sekarang ini masih proses belajar tapi saya nikmati. Banyak
orang tua sekarang sadar pentingnya pendidikan, anaknya disekolahkan dari PAUD
sampai perguruan tinggi, berarti lebih dari 12 tahun yang diwajibkan
pemerintah. Memang sangat terlihat gerak-gerik, tutur kata antara orang berpendidikan dan tidak. Biasanya orang
berpendidikan pakaian rapih, gerak dan tutur katanya sopan, ini bisa dilihat
dokter dirumah sakit, bandingkan dengan pemuda yang suka nongkrong diterminal.
Beda sekali bukan dari gerak-gerik, tutur kata dan pakaian.
Pendidikan
juga sangat terasa ketika melamar pekerjaan. Biasanya ada kualifikasi
pendidikan di syarat pendidikan di suatu bidang pekerjaan, ada yang minta
minimal pendidikan SMP, SMU, perguruan tinggi. Semakin posisinya bagus, biasanya
minta pendidikan yang tinggi. Itu juga mempengaruhi gaji. Maka biasanya orang
tua mensekolahkan anaknya sampai sekolah yang tinggi dia mampu membiayainya.
Ambil
contoh untuk pabrik. Waktu lihat iklan dikoran, untuk lowongan pekerjaann di
pabrik. Pabrik akan menerima pekerja, OB (Office boy) ini syarat pendidikan
minimal SMP. OB kerjanya bersih-bersih nyapu ngepel cuci piring dipabrik, buka tutup
pabrik, dia datang sebelum karyawan pabrik datang dan pulang sesudah karyawan
pulang. Waktu mau kerja biasana tes interview dan kesehatan, bila tes tertulis
sangat jarang dilakukan.
Biasanya
pabrik-pabrik memberi syarat-syarat pelamar kerja, kertika mereka membutuhkan
karyawan baru. Bagian produksi biasa mereka minta pendidikan minimal SMU, ini
biasanya kerja berdiri saja saja, atau duduk saja selama jam kerja. Mereka
kerja delapan jam, dengan shift-shift an. Mereka melalui proses seleksi ketat
dan panjang waktu mau masuk kerja. Dari interview, tes tertulis dan kesehatan.
Bila
dibutuhkan karyawan untuk kantor, ini biasanya persyaratannya lulusan perguruan
tinggi. Mereka menseleksi para pelamar kerja dengan ketat. Para pelamar kerja
akan diinterview, tes tertulis dan tes kesehatan. Mereka mengikuti dengan
serius, karena salah sedikit mereka bisa tergeser. Ini lah kenapa pendidikan
begitu penting, karena mempengaruhi pekerjaan. Maka sekarang orang tua akan
cari biaya berapapun untuk sekolah anaknya, demi masa depan anaknya yang mereka
sayangi. Maka jadilah pelajar yang berprestasi, dengan semangat belajar yang
tinggi.
Disini saya akan bahas pendidikan
terutama wajib belajar 12 tahun, yaitu SD, SMP, SMU, tapi saya bahas juga yang
diluar 12 tahun, seperti PAUD, TK, perguruan tinggi. Waktu dulu tidak ada bos,
sehingga, harus bayar uang pangkal, pakaian, bayaran tiap bulan, beli buku
pelajaran, lembar kerja siswa. Sekarang ada dana BOS ( Bantuan orang tua siswa
) bagi wajib belajar 12 tahun yaitu SD, SMP, SMU, bila diluar wajib belajar
tidak ada BOS, bila ada BOS menjadi tidak bayar uang pangkal, tidak bayar
bulanan sekolah, tidak beli buku. Pelajar hanya disuruh beli lembar kerja siswa
dan beli seragam sekolah. Sekarang pemerintah mengadakan wajib belajar 12
tahun, agar orang tua siswa tidak berat untuk mensekolahkan anaknya. Ini hanya
sekolah negeri. Bila sekolah swasta harus bayaran, Maka orang tua siswa,
berusaha memasukkan anaknya ke sekolah negeri, agar biaya sekolah murah.
Sekolah negeri itu ada yang unggulan
dan ada juga yang biasa, ini biasanya dilihat dari nilai rata-rata siswa-siswi disekolah
itu. Waktu mau masuk sekolah akan dilihat nemnya. Bila mau masuk sekolah
unggulan akan dilihat nem tertinggi. Di gelombang ke 2 akan dipakai muatan
local untuk penerimaan siswa, yaitu dilihat kartu keluarganya, apakah
kecamatannya sama dengan sekolah itu. Bila sama nanti, bisa diterima sekolah
itu, Biasanya muatan local ini sangat dinantikan bagi yang nilainya sedang,
tapi mau dapat sekolah negeri terutama yang unggulan. Unggulan biasanya
rata-rata 9 bila pakai nem, kalau pakai muatan local rata-rata 8.
|
Add caption |
Banyak sekarang sekolah PAUD
(Pendidikan Anak Usia Dini). Ini biasanya anak-anak umur 3 sampai dengan 4
tahun. Sekolahnya hanya seminggu dua kali. Disini biasanya anak lebih diajarkan
keberanian ketemu orang, dan mulai melakukann sesuatu sendiri. Misal makan,
minum sendiri tidak harus disuapin orang tua. Belajar nyanyi, bergaul dengan
teman, belajar baca tulis masih jarang, karena dipikir mereka belum lancar
bicara. Ini sebelum mereka masuk TK (Taman kanak-kanak). Sekolah ini harus
ditungguin orang tua, karena masih suka nangis, bila ada yang ditakuti atau
tidak disukainya.
Disekolah PAUD ini banyak hal lucu,
anak-anak baru bisa jalan masuk sekolah, kadang jalanpun jatuh. Banyak mainnya
dibanding belajarnya. Sering sekali menangis ketika main dengan temannya,
karena rebutan barang. Orang tuanya membawakan bekal makanan dan minuman. Namun
hari tertentu sering diberi susu dan makanan untuk dimakan disekolah PAUD.
Orang tua disini harus peran aktif karena harus menemani anaknya sekolah.
Dulu zaman saya kecil belum ada
PAUD, adanya TK. Karena zaman sekarang orang tua lebih mementingkan pendidikan.
Jadi sekolah dilakukan sejak usia dini. PAUD bianyanya masih terjangkau untuk
bulanannya. Sekolah PAUD tidak ada yang negeri, karena tidak termasuk program
wajib belajar 12 tahun. Jadi PAUD semuanya swasta pasti bayaran, namun masih
terjangkau.
Sekolah PAUD kebanyakan seragamnya
bebas, ada juga yang seragam, jadi beli disekolahnya. Anak-anak sangat senang,
karena belajar sambil bermain. Wajah
polos mereka lucu, menggemaskan. Mau sekolah saja masih digendong, makannya
masih disuapin disekolah. Senang sekali rasanya bila anaknya mulai bisa
bergaul, makan minum sendiri, Orang tuanya merasa anaknya lebih baik disekolah
PAUD daripada sama pembantu terus.
PAUD kadang bila kita lihat sekolah
PAUD bukan seperti sekolah. Karena pakai baju bebas, seminggu hanya 2 kali,
banyak acara makan-makan dan main. Tapi inilah pendidikan yang dianggap cocok
untuk anak usia Dini. Karena ini saatnya mereka kenal dunia, dengan penuh
pelajaran adaptasi bergaul, sehingga berani ketemu orang dan sudah mulai bisa
sendiri untuk makan dan minum. Itulah perkembangan pendidikan, yang diharapkan
bisa dirasakan pendidikan usia dini.
|
Add caption |
Setelah PAUD, anak-anak biasanya
dimasukkan ke TK (Taman kanak-kanak). Dulu saya orang yang takut dengan orang,
kalau orang itu belum saya kenal lama takut sekali. Ingat sekali dulu begitu
semangat beli peralatan makan dan buku buat sekolah TK. Tadinya tak mau sekolah
TK, tapi teman-teman banyak yang sekolah TK. Saya sudah pendaftaran TK, sudah
bayar uang pangkal, beli buku tulis, peralatan makan minum disekolah, namun pas
hari H masuk awal sekolah TK, saya tidak masuk TK, saya nangis kencang, orang
tua saya bingung, apa yang harus dilakukan lagi. Akhirnya saya tidak jadi
sekolah TK, karena teman rumah saya beda sekolah dengan saya. Namun saya tetap
belajar baca tulis dirumah dengan kakak saya.
Di TK anak-anak ada yang sudah bisa
makan minum sendiri, tapi ada juga yang belum. Bila belum bisa orang tuanya harus
menemani saat jam makan disekolah. Karena dia dulu tidak ikut PAUD, jadi
mungkin belum belajar mandiri. TK itu sebanding antara main dan belajarnya.
Karena biar anak-anak terasa betah disekolah. Kebanyakan bernyanyi, gambar, ada
juga pelajaran menulis dan membaca. Maka sering kita lihat di TK ada mainan
anak kecil yang cukup banyak.
Anak-anak TK biasanya umur 4 sampai
6 tahun. Anak-anak nampak girang belajar dan bermain. Saya terkadang menyesal,
kenapa dulu tidak mau TK padahal enak banyak teman dan bermain. Maka saya
sekarang tak mau takut pada orang, yang penting kita baik sama orang, maka
orang akan baik dengan kita. TK memang menyenangkan, sering nyanyi, gambar,
jalan-jalan. Biasanya berapa bulan sekali jalan-jalan ke tempat wisata dan
museum. Tetap jalan-jalan tapi yang mendidik pula, sehingga anak-anak tidak
bosan.
Waktu itu saya antarkan ponakan ke
sekolah TK, saya senang lihatnya. Anak-anak itu lucu, imut-imut. Saya lihat
ponakan belajar gambar, mereka gambar dengan diajari gurunya secara pelan-pelan.
Namun anak-anak diajari ada yang mendengarka, ada yang ngobrol, gurunya harus
sabar bilangin, agar muridnya tenang dan mendengarkan dengan baik. Gurunya lalu
mendekati muridnya satu persatu, agar murid lebih paham.
Ketika itu ada anak TK tidak bisa
kerjakan tugas, dia hanya menangis. Dia masih malu dengan orang lain, karena
ibunya tidak temani saat belajar di TK. Akhirnya gurunya mendekati
mengajarinya. Tapi ada yang hanya senang corat-coret tidak jelas gambarnya apa,
jadilah guru mendekati dan megajarinya lagi, gambar yang benar. Ada yang senang
jalan kesana-kesini melihat teman-temannya, akhirnya guru mendekatinya dan
mengajarinya.
Tak kebayang saya harus jadi guru
TK, karena harus benar-benar sabar hadapi murid yang nakal dan banyak. Ada yang
belum bisa ke toilet sendiri dan juga belum bisa bersihin, orangtuanya juga
tidak nungguin, akhirnya gurunya turun tangan membantunya ke toilet dan
membantu membersihkannya. Namun biasanya bila anak ini sudah dilatih belum bisa
ke toilet sendiri, biasanya orang tuanya disuruh menemani dari awal sampai
akhir sekolah.
Dilihat dari guru mengajar
pelajaran, kadang harus temani ke toilet, kesabaran yang cukup tinggi. Benar
ada kata pepatah. Guru pahlawan tanpa tanda jasa, jasamu tiada tara. Itu
pepatah benar sekali. Jadi jangan takut atau malu jadi guru, harusnya bangga,
karena bisa bangun anak bangsa jadi sukses. Kita harus ucapkan terimakasih pada
guru kita, atas didikannya selama ini.
TK banyak yang pakai seragam, tapi
ada juga yang tidak, tergantug kebijakan sekolah, karena tidak termasuk wajib
belajar 12 tahun jadi tidak semua mewajibkannya. Biasanya ada bayaran uang
pangkal masuk sekolah, biaya bulanan dan seragam. Kalau buku biasanya hanya
buku tulis dan gambar, saya belum pernah lihat buku pelajaran yang diwajibkan
ke anak-anak TK. Namun guru TK punya buku panduan pengajaran TK, agar teratur
mengajarnya.
Begitu macam-macam yang bikin ketawa
melihatnya, apalagi ketika mau pulang sekolah, ada yang sudah hafal, jadi
siap-siap pulang. Tapi masih ada yang main-main, lari kesana-kesini. Akhirnya
gurunya membuat kuis, siapa yang bisa jawab boleh pulang dahulu. Ada yang cepat
menjawab, dia cepat pulang. Tapi ada juga yang takut dan malu-malu jadi hanya
diam. Guru akhirnya menyuruh dia nyanyi lalu pulang.
Setelah pulang ada yang masih les
baca tulis, ini karena anak ini belum mengerti selama belajar dikelas. Akhirnya
mereka les lagi di TK dengan gurunya. Anak-anak yang sudah mulai bisa baca dan
tulis boleh pulang duluan. Les ini pun kena biaya tambahan, tapi murah masih
terjangkau. Karena orang tua sibuk jadi untuk baca tulis 100% diserahkan guru
untuk mendidiknya.
Orang tua harus mengeluarkan biaya
lebih untuk les ini, tapi orang tua biasanya memakluminya, yang penting anaknya
pintar. Uang tak ada artinya bila anaknya bodoh. Jadi lebih baik keluar uang
banyak, yang penting anak pintar. Uang bisa dicari, tapi pintarnya anak susah
dicari, bila tidak dari usia sekarang dididik yang baik. Semua ada perjuangan
dan pengorbanan yang penting anak pintar.
Jadi TK memang bermanfaat, karena
belajar tulis dan baca. Katanya sekarang bila tidak baca tulis tidak boleh
masuk SD. Jadi bagi orang tua yang sibuk lebih baik anak dimasukkan TK, karena
anak lebih bisa belajar mandiri dan bisa tulis baca yang benar. Maka sekarang
TK juga ramai didesa dan dikota besar di Indonesia. Semua orang tua berharap
anaknya bisa pintar, bisa lanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, tanpa
gangguan yang berarti.
Anak-anak TK memang masa seru, dia
mulai belajar tapi tetap ada mainnya, maka dinamakan taman kanak-kanak. Karena
sebagian waktunya ada waktu main yang seimbang dengan belajar, dan kalau bisa
main ditaman. Tapi karena taman susah di Jakarta, jadi main di halaman sekolah,
yang sudah dipelur semen. Namun bila di daerah lain, tempat main anak-anak TK
memang di taman, agar segar dan ceria.
|
Add caption |
Dulu saya tidak masuk TK jadi
langsung SD, namun saya sudah bisa menulis dan baca, karena tetap belajar
dirumah. Dulu ada tetangga bareng satu kelas dengan saya, jadi saya semangat
belajar. Saya sudah mulai rangking sepuluh besar. Terus meningkat ke lima
besar, senang rasanya saya. Keluarga saya keras dalam belajar. Setiap hari
belajar, apalagi kakak saya belum nikah, jadi belum repot, jadi masih bisa
ajari saya belajar.
Teman-teman SD suka belajar dirumah
saya, kita kerjakan PR bersama-sama. Apa lagi bila ada tugas kelompok, senang
sekali, kita saling bagi tugas, semua semangat senang belajar. Terkadang sering
gantian belajar dirumah teman, agar tidak bosan. Teman-teman saling mengajari
siapa tidak bisa, senang rasanya bila belajar bersama. Setelah belajar bersama
biasanya kita main, untuk refreshing. Semua ceria bahagia ketawa. Cukup indah
dikenang.
SD negeri tidak ada bayaran
sekolah, hanya beli lembar kerja siswa
dan baju seragam, biasanya putih merah. Tapi bila swasta harus bayar uang
pangkal, bayaran sekolah, beli buku, beli lembar kerja siswa dan seragam
sekolah. Itu semua tergantung anak dan orang tuanya mau SD negeri atau swasta.
Tapi harus tetap semangat belajar.
Waktu itu kita aku sebangku dengan
teman, tapi tiba-tiba dipindah, untuk gantian dengan teman lain. Tapi teman
saya itu tidak mau pisah dengan saya, akhirnya aku dan dia sebangku lagi. Tapi
dia masih baik dengan saya sampai saat ini. Karena pertemanan tulus, bukan
karena uang, tapi saling mengerti yang terbaik untuk kita.
|
Add caption |
Setelah SD harus masuk SMP, mereka
dari SD ke SMP ada tes nanti dilihat nemnya. Nem rata-rata 8-9 bisa masuk SMP
negeri unggulan, bila 7-8 rata-rata nemnya masuk SMP negeri biasa. Bila dibawah
7 biasaya SMP swasta. Tinggal pilih mana sesuai kemampuan nemnya. Biasanya SMP
seragamnya putih biru.
Saya
ambil contoh yang terdekat dengan saya. Tahun ini ponakan saya masuk SMP, tapi
syukur nem dia rata-rata nya 9,5 sehingga dia bisa daftar di SMP unggulan dan
diterima disana, yang katanya bagus sejakarta, ini SMP banyak yang minat.
Tetangga saya mau masuk SMP 99, namun rata-ratanya 8 sehingga pakai jalur nem
dia tidak bisa, akhirnya gelombang ke 2 pakai jalur muatan local, dengan
menunjukkan kartu keluarga dan nemnya yang rata-rata 8 akhirnya diterima SMP 99.
Setelah
SMP maka masuk SMU. Untuk masuk SMU juga ada tes. Mau masuk SMU negeri juga
sama dengan masuk SMP negeri syaratnya. Biasanya seragam SMU putih abu-abu.
Untuk SMU negeri tidak bayaran. Tapi SMU swasta bayaran. Tetapi ada juga SMK (
Sekolah Menengah Kejuruan). Jadi lulus dari SMK diharapkan bisa langsung kerja,
karena pelajaran di SMK langsung menuju pekerjaan dunia nyata. Di SMK ada kerja
prakteknya langsung ke kantor-kantor atau pabrik. Bila SMU biasanya harus
kuliah dulu, karena SMU mata pelajarannya umum, belum mengarah langsung dunia
kerja. Setelah SMU baru diharapkan bisa kerja.
Untuk
SMU ada contoh sepupu saya masuk SMU, rata-rata nem nya 7, bila masuk SMU
unggulan tidak mungkin, maka dia daftar sekolah negeri biasa, tapi daftar pakai
nem, dia tidak diterima, akhinya pakai muatan local dengan membawa kartu
keluarga dan nem, akhirnya diterima SMU negeri biasa.
Bila
sekolah SD, SMP, SMU swasta harus bayar uang pangkal, bayar bulanan, beli
seragam sekolah, beli buku, beli lembar tugas siswa. Orang tua siswa yang
penghasilan pas-pasan, rumah ngontrak, ada KJP (Kartu Jakarta Pintar), ini
biasanya sebulan RP 100.000 ( Seratus ribu rupiah), namun biasaya dibagikan 6
bulan sekali jadi langsung dapat Rp 600.000. Ini digunakan untuk beli keperluan
sekolah.
Jadi
sebenarnya biaya belajar disekolah SD, SMP, SMU negeri sedikit dibanding
sekolah swasta. Jadi harus berusaha belajar dengan serius, agar dapat nilai
yang bagus, sehingga dapat sekolah negeri. Sehingga tidak berat biaya belajar
disekolah. Setelah SMU boleh melanjutkan ke perguruan tinggi. Itu tergantung
kemapuan orangtuanya, karena ada biaya pendidikan, bila beasiswa baru gratis.
Setelah
lulus SMU, ada UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri), untuk perguruan
tinggi Negeri tidak ada BOS, karena tidak termasuk wajib belajar 12 tahun.
Untuk perguruan tinggi bila lulus dapat gelar S1. Namun ada yang disebut Akademi,
ini bila lulus dapat gelar D3. Bila D3 bisa dilanjutkan ke S1. Namun banyak
orang kuliah sambil kerja. Maka biasa ada biasanya kelas karyawan, ini biasanya
kuliahnya malam hari.
Disini
sering orang kaya ingin anaknya kuliah diluar negeri, karena mungkin keren dan
bagus. Padahal sebenarnya kuliah dalam juga bagus, asal belajar dengan rajin
serius pasti sukses juga. Perguruan tinggi negeri kita juga sudah diakui dunia
internasional. Jadi tak perlu khawatir kuliah di Indonesia.
Ketika saya pergi ke Yogyakarta
tahun lalu, saya banyak ketemu pelajar asing naik trans yogya. Bila di Jakarta
namanya transjakarta. Pelajar asin itu turun di UGM (Universitas Gajah Mada).
Pelajar asing itu tampak senang belajar di Indonesia dan mereka tidak malu naik
kendaraan umum transyogyakarta. Orang luar negeri bisa bangga kuliah di
Indonesia, jadi kita juga harus bangga kuliah di Indonesia, yang penting
belajar serius.
Setelah
S1 bila ingi kuliah masih bisa yaitu kuliah S2, disini biayanya mahal, kuliah
ini biasanya dua tahun, Setelah S2 bisa juga kuliah S3 ini biasa disebut professor,
tentu biayanya mahal
Pada
waktu sekolah pasti ada istirahat, ini biasanya malah sering keluar uang, bila
anaknya suka jajan pasti minta uang jajannya banyak. Kalau masih SD mungkin masih
mau dibawakan bekal makanan agar istirahat tidak jajan. Tapi bila SMP dan SMU
jarang mau dibawakan bekal makanan, mereka malu,mereka lebih senang dikasih
uang untuk jajan disana. Bila hanya jajan snack dan minum mungkin Rp 10.000
cukup, tapi bila harus makan nasi dan lauk waktu istirahat untuk sekarang ini
sekitar Rp 20000. Tapi bila hemat pasti pelajar masih bisa nabung dari uang
jajannya itu.
Istirahat ada yang ingin makan, ada yang main bola,
ada yang ngobrol dan ada juga yang baca buku diperpustakaan. Ada yang sendiri
dan ada yang berkelompok sama temannya. Biasanya jam istirahat itu ramai. Tapi
sebaiknya orang tua memberi uang secukupnya, agar anak tidak banyak jajan.
Karena jajan kebanyakan akan, membuat sakit perut bisa sampai cacingan. Ini
malah membuat orang tua susah.
Anak sekolah senang gaya, tapi bila orang tuanya kaya
bisa diikuti, tapi bila orang tuanya sedang, pasti orang tuanya kewalahan. Jadi
anak harus diajari hemat, agar anak tahu betapa susahnya cari uang. Anak harus
berlatih menabung sejak sekolah. Dia diharuskan menabung, agar bisa beli barang
yang diingini. Misal bila ingin pulsa internet dia harus nabung dari sebagian
uang jajannya. Awal anak pasti berat, tapi bila sudah biasa sudah tidak berat,
malah anak jadi rajin menabung.
Tapi ada yang istirahat tetap dikelas, biasanya
kerjain PR yang belum selesai, sehingga saatnya ketemu teman minta diajari. Ini
tidak boleh sebenarnya, karena PR itu harusnya dikerjakan di rumah. Bukan di
sekolah, bahagia bila kita mengajari teman dalam hal pelajaran, tapi bukan beri
contekan, karena tidak mendidik. Istirahat manfaatkan untuk yang baik, jangan
mencuri, karena biasanya, banyak kejadian kehilangan selepas istirahat. Jadi
harus hati-hati bila istirahat. Istirahat jajan seperlunya, kalau tidak penting
tabung.
Sekolah biasanya menyediakan kegiatan extrakulikuler
seperti, paskibra, karate, osis, dan lain-lain. Extrakulikuler biasanya
dilakukan setelah pelajaran selesai biasanya. Osis adanya mulai dari SMP sampai
SMU. Anak disini aktif-aktif. Biasanya orang tua akan beri uang lebih untuk
anaknya yang akan ikut extrakulikuler. Biasanya extrakulikuler ditujukan untuk
anak kelas 1 dan kelas 2 SMP, SMU, yang belum mau ujian. Extrakulikuler perlu
tenaga banyak, jadi fisik harus sehat.
OSIS ini extrakulikuler biasanya tiap sekolah ada.
Ini extrakulikuler untuk untuk anak-anak yang suka berorganisasi, mereka bikin
majalah dinding, biasanya ngadain pentas seni. Anak-anak disini aktif sekali,
apa lagi bila ada acara sekolah, seperti tujuh belas agutusan, mereka rancang
lomba, siapkan hadiah, cari sponsor. Biasanya kalau ada acara yang dibuat OSIS
meriah.
Basket, ini juga extrakulikuler yang ramai di
sekolah, banyak sekolah mengadakan ini. Ini bagi siswa yang hobi olah raga, sangat
suka basket ini. Biasanya sering diadakan pertandingan basket antar sekolah,
mereka patungan biaya bikin baju untuk pertandingan. Ini biasanya anaknya
tinggi-tinggi badannya. Karena harus memasukkan bola ke ring.Sering
diadakan lomba antar sekolah, ini yang membuat anak semangat ikut
extrakulikuler, dari tingkat antar sekolah, antar tingkat propinsi bahkan
tingkat antar negara. Bahagia sekali bila mendukung. Banyak orang tua murid
yang mendukung pula. Karena dia pikir daripada anaknya gaul tidak jelas lebih
baik ikut extrakulikuler.
Dulu disekolah saya SMU 36 ada
pertandingan basket antar sekolah, tentu ini ramai. Ada cheerleder, yang
menambah keseruan, kemeriahan, mereka bersorak-sorak memberi semangat para
pemain basket terus semangat bermain basket. Maka banyak teman-teman saya yang
ikut basket. Karena sekolah juga mendukung. Biasanya extrakulikuler basket di
sekolahku hari rabu sore dan sabtu sore. Tentu seru bila jam extrakulikuler
itu. Banyak yang bawa handuk, minum, karena lelah sekali habis bermain basket
itu.
Paskibra ini extrkulikuler yang popular, disini anak
dilatih disiplin untuk upacara kenaikan bendera setiap senin dan upacara hari
lainnya. Kalau ini biasanya pakaian putih putih pakai topi. Biasanya acara
tujuh belasan di istana Negara, mengundang anak-anak yang displin di sekolah
terutama yang ikut paskibra, akan diseleksi untuk ikut upacara di istana
Negara.
Pencak silat ini extrakulikuler yang disukai anak
yang suka bela diri. Ini biasanya ada persatuannya, suka ada pertandingannya
juga. Pakaiannya biasanya hitam-hitam. Banyak anak-anak suka ikut ini karena
bikin berani. Pencak silat ada tingkatan sabuk, sabuk putih, sabuk kuning,
sabuk hijau dimana akan semakin mahir gerakan bela dirinya.
Dulu saya ikut extrakulikuler pencak silat, itu
dilakukan minggu jam empat sore sampai maghrib. Dulu ikut itu waktu kelas satu
sampai kelas dua. Biasanya kelas tiga tidak boleh ikut extrakulikuler, karena ri
focus pada pelajaran. Senang rasanya, ikut extrakulikuler ini, kebetulan
dikelas banyak yang ikut jadi ramai. Dulu ikut dari ban putih sampai ban hijau.
Voli ini sebenarnya juga extrakulikuler yang cukup
kerena penuh tantangan, tenaga, taktik yang jitu agar menang tapi tenaga tidak
habis. Hidup penuh tantangan itu terasa disini. Lari, lompat, memukul, sering
jatuh, jadi terasa lelah bila tidak bisa atur tenaga, nanti baru babak satu,
sudah lemas bila tidak diatur tenaganya. Ini sering juga dilakukan di lomba
tujuh belasan agustus antar Rt, tapi disekolah juga cocok.
Voli macam-macam jenisnya, ada voli pantai dan ada
voli lapangan. Voli pantai di lakukan di pantai berpasir. Bila voli lapangan,
bisa dilapangan terbuka bisa juga dalam ruangan. Voli sangat cocok bagi yang
postur tinggi karena dia harus meloncat, memukul melebihi net. Tapi bila kita
postur tidak terlalu tinggi, bisa dilatih agar tinggi. Kita harus semangat
berolahraga voli agar permainannya bagus.
Bulutangkis, ini juga bisa jadi extrakulikuler.
Karena dalam olimpiade, olahraga yang menyumbangkan emas baru bulutangkis.
Biasanya ada yang permainan tunggal dan ada juga yang ganda. Sering juga ini
ada perombaan di sekolah, bahkan guru juga suka ikut. Mereka bawa raket dan
shutlekok. Mereka senang sekali dan ramai bila pertandingan. Sering juga
diadakan di RT pada tujuh belas agustus. Ini olahraga favorite di Indonesia
yang dibanggakan.
Sepakbola, ini extrakulikuler yang paling ramai,
karena satu group 11 orang. Saya terkadang bingung ada 1 bola direbutkan 22
orang, apa ga mampu beli satu-satu, itu pertanyaan saya waktu kecil. Tapi
itulah serunya, ramainya. Permainan paling terkenal di dunia. Bila ada
kejuaraan dunia, semua stasiun tv di dunia berebut menayangkan.
Bila pemain itu sudah jago meng gol kan bola ke
gawang, pastilah terkenal dan bayarannya mahal. Biasanya orang tua yang sudah
melihat anaknya punya bakat main bola, anaknya dimasukkan ke klub bola, agar
anaknya jadi pemain professional. Tapi entah kenapa sepak bola Indonesia belum
pernah ikut pesta piala dunia. Ini harus dicari akar masalahnya dan dicari
solusi yang tepat mengatasi hal itu.
Pecinta alam juga suka ada ekstrakulikuler disekolah
tapi jarang karena, harus ke gunung jauh, lama dan bahaya bila tidak hati-hati.
Dulu saya pernah ikut dan terpeleset pas mendaki gunung, untungnya pendek
kepelesetnya, jadi tidak luka, hanya baju kotor dari atas sampai bawah.
Akhirnya saya tidak mau ikut lagi, karena trauma, badan pegal semua, merah
memar.
Pecinta alam biasanya ada guru pembimbingnya, karena
tingkat bahaya cukup tinggi, jadi perlu pengawasan yang ketat. Nanti dari pihak
gunung pendaki juga disediakan pembimbing jalan kita di gunung agar tidak
terjadi hal vatal.
Tari ini biasanya disukai anak perempuan, tapi ada
juga cowok, tapi sedkit si. Extrakulikuler ini pakai kaset yang memutarkan
lagu, nanti anggotanya menari, tapi bisa juga dance untuk jadi cheerleader bisa
juga saat permainan basket, jadi permainannya lebih meriah.
PMI ini extrakulikuler yang punya jiwa social,
pesertanya harus siap membantu yang sakit, terutama bila saat upacara sekolah
ada yang pingsan, para anggota PMI membantu. Bila ada pertandingan disekolah
PMI juga berperan menjaga siapa tau ada yang luka, jadi dibawa keruang PMI
untuk diobati.
ROHIS ini ekstrakuler keagamaan islam, hampir tiap
sekolah nasional ada. Ini untuk meningkatkan iman. Ini biasanya langsung
dikepalai guru agama sekolah. Sering mengadakan pengajian, bazaar dan amal.
Extrakulikuler boleh dilakukan tapi tetap
mengutamakan pelajaran, karena extrakulikuler tidak wajib. Orang tua harus tahu
kegiatan anaknya, agar tahu perkembangan anaknya sehingga bisa pantau nilai
anaknya, bila nilai anak turun, orang tua harus segera mengingatkan anaknya
lebih focus
Tapi bahayanya bila extrakulikuler
di nomer satukan daripada belajar dikelas, itu bahaya, karena akan mengganggu
nilai sekolah. Maka disini perlu bimbingan orang tua dan guru.Agar tahu mana
yang harus diprioritaskan. Belajar itu no satu, ketika ada waktu santai baru
ikut extrakulikuler. Jadi nilai sekolah bagus, tapi tetap gaul.
Terkadang banyak senang gaul, tapi
sampai malam, mabok, rokok, judi, bahkan maling, tentu itu seram sekali. Banyak
orang terganggu. Maka sekolah memfasilitasi anak yang aktif, dengan
extrakulikuler. Orang tua pun harus mendukung. Agar anak lebih terpantau dalam
bergaul. Bergaul bisa positif, tapi bisa juga negative, tinggal bagaimana kita
mengarahkannya.
Bayangkan bila sekolah tidak ada
extrakulikuler, pasti bosan sekali sekolah dan sepi suasananya terus, mungkin
malah tegang. Lebih baik kita ciptakan suasana indah meriah tertib, itu dengan
extrakulikuler, karena semua terjadwal, kegiatannya jelas, arah tujuannya jelas.
Bila ada anak autisme, mungkin extrakulikuler cocok. Karena biasanya anak
autisme banyak gerak, tidak bisa diam, jadi ini perlu diarahkan ke arah yang
positif. Jadi bahagialah orang yang bisa bagi waktu antara sekolah dan
ekstrakulikuler. Karena semua bisa dilakukan dengan baik, guru senang dan orang
tua pun tidak marah. Kerenkan nilai
bagus, gaul jalan terus, orang tuapun mendukung. Terus semangat.